Bacaan Alkitab: Yesaya 60:1-6, Mazmur 72:1-7, 10-14, Efesus 3:1-12, Matius 2:1-12
Saya
menemukan sebuah gambar di dalam surat kabar Kompas Online, yang saya akses
melalui internet tadi malam. Gambar apakah itu? Hujan deras
dan Kegelapan melingkupi kota Jakarta. Di bawahnya tertulis: Awan gelap
menyelimuti langit sebelum hujan lebat menguyur kota Jakarta pada hari Kamis
siang (5/1/2012). Hujan lebat disertai angin yang turun selama sekitar satu jam
tersebut mengakibatkan banyak pohon dan papan reklame tumbang di sejumlah
kawasan. Kemacetan lalu lintas pun tak terhindarkan di sejumlah ruas jalan
protokol di Jakarta. Atap jembatan penyeberangan di Season City, juga lepas dan terbang. Menurut Kepala Direktorat Lalu Lintas Polada
Metro Jaya, ada lima papan reklame dan 45 pohon yang tumbang ke badan jalan.
Satu orang tewas, dan dua orang terluka di kepala akibat tertimpa papan
reklame. Kemudian sedikitnya 16 mobil ringsek tertimpa pohon, termasuk mobil
patrol polisi, sebuah kafe dan banyak tiang listrik. Akibat dari itu semua,
arus lalu lintas macet total di banyak tempat. Belum lagi kemacetan yang
disebabkan genangan air akibat rob. Suami saya dari Kelapa Gading ke Tanjung
Duren, terjebak kemacetan lebih dari tiga jam.
Awan
yang gelap, hujan dan angin kencang tidak hanya melibas dan menghempas kota Jakarta, tetapi juga kerapkali melibas dan menghempas
kehidupan kita. Bukankah kita sering kehilangan arah dan tujuan hidup kita, sehingga
kita tersesat di tengah jalan, dan bahkan hidup jauh dari Tuhan?! Satu-satunya
yang kita perlukan dalam situasi dan kondisi itu adalah terang kasih Tuhan yang menuntun jalan hidup kita.
Keempat bacaan kita tadi memperlihatkan, bagaimana ketidakadilan dan penindasan
melibas kehidupan orang beriman. Kemerosotan moral, perebutan kekuasaan dan
kemiskinan menjadi kenyataan hidup, yang harus kita kunyah setiap hari. Namun
dibalik itu semua, kita yakin bahwa Allah adalah sumber kebenaran yang membela
hak orang yang lemah, yang menghakimi dan menghukum secara adil, dan menyatakan
pembebasan bagi umat-Nyua. Saudara2, dari Rasul Paulus, kita belajar untuk
menemukan kekuatan dan kasih karunia dari Allah yang begitu berlimpah, sehingga kita mampu
mengubah atau mentransformasi penderitaan dan kesesakan hidup kita, menjadi
berkat yang menyelamatkan bagi banyak orang. Menurut Rasul Paulus, dalam
kelemahan kita kuasa Tuhan itu menjadi sempurna.
Dalam
Injil Matius 2:1-12, dikisahkan bagaimana orang Majus datang ke Betlehem
setelah melihat sebuah bintang yang begitu cemerlang. Mereka melakukan
perjalanan yang sangat jauh dari negara Iran ke kota betlehem di Palestina.
Menurut perkiraan, jarak dari negara Persia (kini Iran) menuju Betlehem sekitar
1000 mil atau sekitar 1600 km. Namun tampaknya jarak geografis dan kesulitan
dalam perjalanan tidak menghalangi tekad dan semangat mereka untuk mengkuti
perjalanan “bintang,” yang diyakini menunjuk pada kelahiran seorang raja yang
agung dan berkuasa. Mereka bukan hanya pandai dan cakap menganalisa letak,
posisi dan bentuk “bintang-bintang” tetapi juga memiliki kepekaan untuk
menangkap pesan khusus dari “bintang” yang mereka lihat bergerak menuju tanah
Israel. Dengan demikian, perjalanan hidup mereka dipimpin oleh terang Allah
dalam bentuk bintang yang cemerlang, sehingga akhirnya mereka dapat berjumpa
dengan bayi Yesus. Perjumpaan orang-orang Majus dengan bayi Yesus tersebut
menunjukkan kepada kita, bahwa kedatangan Kristus tidak terbatas hanya bagi
orang-orang Yahudi, tetapi juga terbuka dan tertuju kepada seluruh umat
manusia. Hal ini selaras dengan ucapan malaikat Tuhan kepada Yusuf yang
berkata, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia
Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka,” karena
Yesus adalah Juruselamat yang akan menyelamatkan seluruh umat manusia dari
kuasa dosa. Bila orang-orang Majus tersebut tidak lagi memperhitungkan jarak
yang sangat jauh, dengan kondisi jalan darat yang tidak sebaik pada masa kini,
maka hal ini membuktikan betapa besar keteguhan hati dan semangat mereka untuk
berjumpa dengan bagi Yesus. Saudara2,
spiritualitas yang seperti inilah yang
patut kita miliki, sehingga dalam melakukan sesuatu yang berkaitan dengan
panggilan Tuhan, kita akan melakukannya secara total, bahkan rela mengorbankan
seluruh kehidupan kita untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Persoalannya
sekarang, adalah maukah kita terus dipimpin oleh terang Kristus, sehingga hidup
kita hanya tertuju kepada Terang Kristus dan bukan uang, harta, jabatan atau
pun kekayaan. Firman Tuhan dalam kitab Amsal 4:18 berkata, “Tetapi jalan orang
benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang
tengah hari!” Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar