SIAPAKAH MARIA MAGDALENA ITU?
Maria Magdalena seringkali
disalahtafsirkan sebagai perempuan pendosa yang mengurapi kaki Yesus (Lukas
7:37-50). Kesalahtafsiran itu terjadi karena sesudah bercerita tentang
perempuan pendosa yang mengurapi kaki Yesus, pengarang Injil Lukas menyebut
nama Maria Magdalena dengan keterangan "yang telah disembuhkan dari
roh-roh jahat" (Lukas 8:2). Predikat "pendosa" kerapkali
disamakan dengan predikat "roh-roh jahat," dan ditafsirkan sebagai
"dosa seksual yang sangat berat," karena itu ditarik kesimpulan bahwa
perempuan pendosa itu adalah Maria Magdalena yang pernah menjadi PSK (Pekerja
Seks Komersial). Yang menarik, kesalahtafsiran itu terjadi di dalam sejarah
gereja, bahkan dilakukan Bapa-bapa gereja (seperti Agustinus, Ambrosius,
Efren), dan juga Paus (Gregorius Agung), sehingga terciptalah tradisi yang
mengungkapkan bahwa Maria Magdalena itu adalah mantan PSK.
Penafsiran bahwa "roh-roh
jahat" berarti PSK, menurut saya kurang tepat karena di dalam Alkitab
tidak ada rujukan yang menyamakan kerasukan roh jahat (Markus 7:30, 9:21)
sebagai pendosa atau hidup dalam dosa. Bila pengarang Injil Lukas memakai
ungkapan "diampuni dosa-dosanya" (Lukas 7:47-48), maka predikat yang
diberikan kepada Maria Magdalena sebagai perempuan yang telah disembuhkan dari
roh-roh jahat harus ditafsirkan sebagai kesembuhan dari berbagai penyakit, dan
bukan dari dosa seksual. Dengan demikian dua perempuan yang berbeda, Maria
Magdalena (Lukas 8:2) dan perempuan pendosa (Lukas 7:37-50). Dalam tradisi
sebelum pengarangan Injil, terdapat dua kisah pengurapan. Yang pertama adalah
pengurapan kaki Yesus oleh perempuan pendosa dengan air matanya. Yang kedua
adalah pengurapan kepala Yesus oleh perempuan baik-baik dengan minyak narwastu.
Perempuan pendosa itu melakukan pengurapan guna memohon ampun, sedangkan
perempuan baik-baik itu melakukannya guna meramalkan kematian Yesus. Lukas
(7:36-40) menuliskan kisah pertama, dan Markus (14:3-9, Matius 26:6-13)
menuliskan kisah kedua. Jadi perempuan baik-baik yang mengurapi kepala Yesus itu
bukan Maria saudara Lazarus dan Marta, dan juga bukan Maria Magdalena atau pun
perempuan pendosa itu. Menurut pengajaran para
Bapa Gereja, karena belas kasihan Yesus yang telah mengusir ketujuh roh jahat
daripadanya, dan pengampunan Yesus atas segala dosanya, Maria (dari Betania) dapat
duduk di dekat kaki Yesus dan mendengarkan-Nya.
Pengarang Injil Yohanes menyatukan
kedua kisah pengurapan itu (Yohanes 12:1-9), dengan menggunakan kisah Markus
tentang pengurapan di Betania, tetapi pengarang Yohanes menambahkan
rincian-riancian yang berasal dari kisah Lukas (bahwa perempuan itu tidak
mengurapi kepala, namun kaki Yesus, dan perempuan itu menyeka minyak wangi itu
dengan rambutnya yang terurai). Pada jaman itu, rambut terurai menjadi simbol
perempuan penghibur. Penggabungan kedua cerita ini memicu kebingungan bagi para
pembacanya. Nama “Maria” sebenarnya adalah nama
yang sangat umum dan biasa digunakan pada zaman Yesus. Hal ini disebabkan
karena Maria adalah saudari dari Musa (Kel 15:20), dan setiap keluarga ingin
mempunyai Musa dalam keluarga. Nama Maria digunakan, seperti nama
perempuan-perempuan yang berada di bawah kaki salib Yesus: “Dan dekat salib
Yesus berdiri ibu-Nya (yaitu Maria), Maria istri Klopas dan Maria Magdalena
(Yoh 19:25).” Ketiga perempuan itu bernama Maria. Karena itu, untuk membedakan
di antara Maria-Maria, ditambahkan sebutan ibu dari, istri dari, saudari dari atau
ditambahkan nama tempat asal, seperti Magdalena (dari Magdala).
Maria yang duduk di kaki
Yesus tidak mungkin sama dengan perempuan pendosa. Namun justru karena belas
kasih Yesus, Maria Magdalena yang tadinya hidup sebagai pendosa, dan yang
darinya diusir tujuh roh jahat, setelah bertobat menjadi murid Yesus yang
setia, yang memilih untuk duduk mendengarkan Yesus daripada melakukan sesuatu
yang lain ketika Yesus datang ke rumahnya (Lukas 10:38-42). Pada saat yesus
disalibkan, Maria Magdalena berdiri di dekat salib Yesus (Yohanes 19:25),
bersama Maria ibu Yesus dan maria istri Kleopas. Pada saat kebangkitan Yesus,
Maria Magdalena datang ke kubur Yesus dengan maksud mengurapi Yesus dengan
minyak, namun ternyata melihat Yesus yang bangkit (Yohanes 20:11-18). Namun
untuk menjawab apakah Maria Magdalena menjadi "The Apostle of
Apostles" kita perlu berhati-hati,
karena menjadi saksi kebangkitan, tidak otomatis menjadikannya sebagai rasul.
Pada saat Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena, yang dikatakan Yesus
adalah, “Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka
pergi ke Galilea dan di sanalah mereka akan menlihat Aku.” (Mat 28:10). Maka
kita melihat bahwa Yesus tetap menempatkan para rasul sebagai pengikut-Nya yang
utama, yang kemudian diutus-Nya untuk pergi ke seluruh dunia, untuk membaptis
dan memberitakan Injil (lih. Mat 28:19-20).
(Disarikan dari berbagai sumber oleh Maryam Kurniawati D.Min)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar