By Pdt. Maryam Kurniawati D.Min
Semua orang pasti pernah marah. Jika Anda termasuk orang yang gampang marah dan kesal, hati-hati! Mengapa? Pertama,karena kemarahan adalah emosi yang negatif, yang dapat membuat Anda sakit kepala dan kehilangan damai sejahtera.
Kemarahan
memiliki spektrum yang berbeda, mulai dari frustrasi ringan, hingga kemarahan
yang meluap-luap. Menurut para ahli, kemarahan tidak hanya akan mempengaruhi
emosi saja, tetapi kemarahan juga mempengaruhi otak Anda. Bagian dari otak yang
akan merespon di bagian otak ketika Anda marah adalah amigdala. Amigdala
merespons emosi dan naluri yang terkait dengan rasa takut, stres, dan perasaan
terancam.
Ketika
Anda marah, darah akan mengalir langsung ke korteks frontal dan mengurangi
kemampuan Anda untuk berpikir dan bertindak secara rasional. Hasilnya bisa
menguntungkan, tetapi juga bisa merugikan Anda. Sebab itu ketika marah, banyak
orang bertindak tidak rasional dan akhirnya menyesal..
Kemarahan
akan membuat kelenjar adrenal memproduksi hormon adrenalin dan stres, yaitu
kortisol. Kemudian darah yang biasanya mengalir ke lambung dan usus akan
mengubah arah ke otot dan mempersiapkan tubuh Anda untuk melawan. Hal itu
menyebabkan Anda bisa melakukan hal-hal yang tidak masuk di akal dan di luar
kemampuan fisik ketika Anda marah. Ketika Anda marah, tekanan darah, suhu
tubuh, pernafasan, denyut jantung juga akan meningkat serta pupil mata melebar.
Jika Anda sering marah dan kesal, dalam jangka panjang hal ini merusak jantung
dan kesehatan mental Anda.
Peristiwa
kebangkitan Lazarus (Yohanes 11:45-57) menimbulkan kemarahan dalam diri
orang-orang Farisi. Orang-orang Farisi merasa tersinggung, kesal, marah dan
sakit hati kepada Tuhan Yesus, karena dianggap telah menyimpang dari
kaidah-kaidah/norma-norma agama Yahudi. Popularitas mereka langsung terjun
payung, dan mereka merasa tidak damai sejahtera karena orang banyak lebih
percaya kepada Tuhan Yesus. Ujung-ujungnya, mereka berusaha untuk menyingkirkan
Tuhan Yesus dengan menghalalkan segala cara, seperti menggunakan wibawa
Mahkamah Agama. Namun Tuhan Yesus tidak merespon secara negatif kemarahan dan
kekesalan mereka. Ia mengupayakan jalan tengah, yaitu jalan damai serta meredam
kemarahan dengan pergi ke suatu tempat.
Setiap
orang bisa saja tersinggung, kesal dan marah. Salah satu peyebabnya adalah
pikiran negatif tentang orang lain. Salah duga dan buruk sangka kerapkali
membuat seseorang tidak hanya kehilangan damai sejahtera tetapi juga bersikap
kejam dan jahat karena ia mencari sasaran kemarahan. Akibatnya, orang lain juga
merasa tidak damai sejahtera. Sekarang ini banyak sekali alasan yang membuat
orang menjadi tersinggung, marah dan sakit hati serta menjadi pemarah. Tuhan
Yesus mengajar kita untuk berpikir positif bukan negatif. Mencari hikmah
dibalik semua masalah, meredam kemarahan serta mengupayakan jalan damai akan
menolong kita tidak kehilangan kontrol serta damai sejahtera. Berdamai dengan
Tuhan, berdamai dengan sesama dan berdamai dengan diri sendiri adalah solusi
yang terbaik (Kebaktian Remaja GKI Cicurug, 22 Februari 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar