Sepanjang hari ini,
Pak Wagio - seorang tukang kayu dan asistennya membantu saya dan suami untuk
memperbaiki pintu ruang kerja dan jendela yang pernah dibuka secara paksa,
karena terkunci dari dalam. Tidak hanya itu saja, pintu kamar mandi dan pintu
kamar serta pintu lemari dapur juga diperbaiki. Pak Wagio mengenal Ibu saya,
karena sudah lama bekerja sebagai tukang kayu di perusahaan adik saya.
Setiap
ada masalah di rumah, rupanya Ibu saya hanya mau dibantu oleh Pak Wagio. Itu
pasti karena Pak Wagio sangat cekatan memperbaiki semua masalah yang berkaitan
dengan kayu (seperti pintu, lemari, jendela dan sebagainya). Cukup satu hari
saja, semua masalah yang berkaitan dengan pintu telah teratasi. Sore hari, saya
menjamu Pak Wagio dengan segelas Wasgitel (Wangi, Sepet, Legi, Kentel), alias
Teh Manis Panas dan asistennya, segelas kopi Aceh panas.
Mereka mengambil
tempat di depan rumah, menikmati Teh dan Kopi yang saya buat sendiri seraya
duduk di depan rumah sambil merokok. Menjadi seorang tukang kayu, bukanlah
sebuah pekerjaan yang sederhana. Tidak semua tukang bangunan mampu mengerjakan
detail yang rumit dari pintu, lemari, jendela dsb. Dalam perenungan saya,
profesi apa pun juga, walau pun hanya menjadi tukang kayu, sungguh akan
membesarkan hati dan jiwa.
Banyak orang yang membutuhkan mereka, dan sehebat
apa pun kita, bahkan seberapa pun banyaknya uang kita, ternyata kita masih
membutuhkan kehadiran dan bantuan "Pak Wagio." Bukankah hal ini
mengingatkan kita, bahwa siapa pun kita, membutuhkan kehadiran dan pertolongan
orang lain untuk melengkapi kehidupan kita dan tanpa mereka, kita tidak akan
mampu berbuat banyak. Terimakasih Pak Wagio!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar