By Pdt. Maryam Kurniawati D.Min
Beberapa hari yang lalu, saya mengalami gangguan di mata sebelah kanan saya. Rasanya nyeri dan kepala pening. Sudah lama saya tidak kontrol ke dokter, pertama kuatir ukuran kacamata bertambah, dan kedua, merasa aman, dan tidak ada gangguan yang cukup berarti. Kontrol ke dokter bisa dilakukan 6 bulan atau 12 bulan sekali. Kecuali ada situasi darurat (seperti serangan karena tekanan bola mata tinggi, pandangan kabur, rasa nyeri di mata atau pembuluh darah di mata pecah. Senin pagi (2/2/2015) akhirnya saya konsultasi ke Dr. Vinsensius di Klinik Mata Nusantara. Beliau adalah salah satu ahli Glaukoma, selain Dr. Srinagar (RS Aini, sudah uzur), dan Dr. Vidyapati (JEC Menteng) yang saya kenal.
Beberapa hari yang lalu, saya mengalami gangguan di mata sebelah kanan saya. Rasanya nyeri dan kepala pening. Sudah lama saya tidak kontrol ke dokter, pertama kuatir ukuran kacamata bertambah, dan kedua, merasa aman, dan tidak ada gangguan yang cukup berarti. Kontrol ke dokter bisa dilakukan 6 bulan atau 12 bulan sekali. Kecuali ada situasi darurat (seperti serangan karena tekanan bola mata tinggi, pandangan kabur, rasa nyeri di mata atau pembuluh darah di mata pecah. Senin pagi (2/2/2015) akhirnya saya konsultasi ke Dr. Vinsensius di Klinik Mata Nusantara. Beliau adalah salah satu ahli Glaukoma, selain Dr. Srinagar (RS Aini, sudah uzur), dan Dr. Vidyapati (JEC Menteng) yang saya kenal.
Pertanyaan
pertama yang diajukan adalah, siapa yang sakit Glaukoma di Keluarga. Jawaban
saya, adalah Ibu dan Kakek saya (Ayah dari Ibu), dan saya mengalami Glaukoma
sejak 12 tahun yang lalu. Sudah di laser kedua bola mata, karena tekanan bola
mata yang tinggi dan secara teratur merawat Glaukoma saya dengan baik.
Pemeriksaan dilakukan secara teliti, tekanan bola mata masih normal, hanya
ukuran kacamata sebelah kiri bertambah dan permukaan mata kering. Saya harus
memakai obat tetes Timol 2 kali sehari, dan air mata buatan 3-4 kali sehari. Ah
tampaknya, saya harus lebih banyak meneteskan air mata agar permukaan mata saya
tidak kering smile emoticon Saran dokter, saya harus menghindari
obat2 flu seperti Panadol, Obat Batuk yang biasa dijual di apotik-apotik.
Menghindari kopi frown emoticon (sedihnya, karena
saya paling suka dengan teh dan kopi).
Tapi Tuhan
sungguh baik, saya sudah mengalami serangan dua kali (mata kiri), di laser
kedua bola mata, ukuran kaca mata jauh dekat plus plus... Tapi saya masih bisa
membaca banyak buku, menggunakan komputer/laptop, menulis, melayani
Kebaktian/Sakramen, bahkan membuat Kurikulum dan menyelesaikan studi saya tepat
pada waktunya. Penglihatan saya berangsur-angsur memang berkurang, tapi seperti
yang pernah di katakan Ayah saya, "Tuhan menutup sebagian matamu agar
engkau tidak melihat Hal-Hal yang tidak perlu kau lihat."
Saya ingin
mensharingkan kepada Teman-Teman, apa itu Glaukoma dan bagaimana kita dapat
mengatasi atau merawatnya dengan baik. Semoga bermanfaat. Soli Deo Gloria.
Glaukoma
Glaukoma merupakan kondisi dimana terjadi kerusakan saraf optik yang diikuti dengan gangguan pada lapangan pandang, yang biasanya disebabkan karena tekanan bola mata yang meninggi. Hipertensi, diabetes militus juga merupakan faktor resiko terjadinya Glaukoma, selain orang-orang dengan kelainan kaca mata dengan minus/plus tinggi, migren dan riwayat penyakit Glaukoma dalam Keluarga (seperti Ibu/Ayah/Saudara kandung yang Glaukoma).
Glaukoma merupakan kondisi dimana terjadi kerusakan saraf optik yang diikuti dengan gangguan pada lapangan pandang, yang biasanya disebabkan karena tekanan bola mata yang meninggi. Hipertensi, diabetes militus juga merupakan faktor resiko terjadinya Glaukoma, selain orang-orang dengan kelainan kaca mata dengan minus/plus tinggi, migren dan riwayat penyakit Glaukoma dalam Keluarga (seperti Ibu/Ayah/Saudara kandung yang Glaukoma).
Penggunaan
golongan cortisone (steroids) dalam jangka waktu lama dan terus-menerus,
seperti obat tetes mata obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk
radang sendi, dan pengasup obat yang memakai steroid secara rutin lainnya bisa
menjadi pemicu faktor risiko timbulnya Glaukoma. Penggunaan kacamata minus
tinggi juga dapat menjadi faktor risiko timbulnya glaukoma. Pada tekanan bola
mata di atas 21 mmHg sangat berisiko tinggi terkena Glaukoma. Bagi sebagian
orang, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optik.
APA ITU
GLAUKOMA?
Glaukoma adalah penyakit pada syaraf penglihatan yang menyebabkan luas pandangan menyempit dan dapat berakhir dengan kebutaan. Tekanan bola mata yang tinggi dapat membahayakan dan menghancurkan sel-sel daripada syaraf/nervus opticus di mata. Begitu terjadinya kehancuran sejumlah sel-sel tersebut, suatu keadaan bintik buta (blind spot) mulai terbentuk dalam suatu lapang pandangan. Bintik buta ini biasanya dimulai dari daerah samping/tepi (perifer) atau daerah yang lebih luar dari satu lapang pandangan. Pada tahap lebih lanjut, daerah yang lebih tengah/pusat akan juga terpengaruh. Sekali kehilangan penglihatan terjadi, keadaan ini tidak dapat kembali normal lagi (ireversibel). Dibanyak negara termasuk Indonesia, Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak.
BAGAIMANA
TERJADINYA GLAUKOMA
Penyebab penyakit ini multi factor. Tekanan bola mata yang meninggi merupakan faktor utama. Tekanan bola mata yang meninggi ini, paling sering disebabkan oleh hambatan pengeluaran cairan bola mata (humour aquous).
JENIS DAN
TIPE GLAUKOMA
Bila merujuk South East Asia Glaucoma Interest Group (http://www.seagig.org), ada berbagai jenis Glaukoma, yakni Primary Open Angle Glaucoma (Glaukoma sudut terbuka), Acute/chronic closed angle glaucoma (Glaukoma sudut tertutup), Normal Tension Glaucoma, congenital glaucoma, pigmentary glaucoma dan secondary glaucoma.
Tipe
pertama, Primary open angle glaucoma (Glaukoma sudut terbuka). Tipe ini
merupakan yang paling umum/sering pada Glaukoma dan terutama terjadi pada orang
lanjut usia (di atas 50 tahun). Penyebabnya adalah peningkatan tekanan di dalam
bola mata yang terjadi secara perlahan-lahan. Rata-rata tekanan normal bola
mata adalah 14 sampai 16 milimeter air raksa (mmHg). Tekanan sampai 20 mmHg
masih dalam batas normal. Tekanan di atas atau sama dengan 22 mmHg diperkirakan
patut dicurigai menderita Glaukoma dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Tipe
kedua, Normal tension glaucoma (Glaukoma bertekanan normal). Glaukoma
bertekanan normal adalah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan yang progresif
terhadap syaraf/nervus opticus dan terjadi kehilangan lapang pandangan meski
tekanan di dalam bola matanya tetap normal. Tipe glaukoma ini diperkirakan ada
hubungannya, meski kecil, dengan kurangnya sirkulasi darah di syaraf/nervus
opticus, yang mana mengakibatkan kematian dari sel-sel yang bertugas membawa impuls/rangsang
tersebut dari retina menuju ke otak. Sebagai tambahan, kerusakan yang terjadi
karena hubungannya dengan tekanan dalam bola mata juga bisa terjadi pada yang
masih dalam batas normal tinggi (high normal), jadi tekanan yang lebih rendah
dari normal juga seringkali dibutuhkan untuk mencegah hilangnya penglihatan
yang lebih lanjut. Glaukoma bertekanan normal ini paling sering terjadi pada
orang-orang yang memiliki riwayat penyakit pembuluh darah, orang Jepang atau
pada perempuan.
Tipe
ketiga, Angle closure glaucoma (Glaukoma sudut tertutup). Glaukoma sudut
tertutup paling sering terjadi pada orang keturunan Asia dan orang-orang yang
penglihatan jauhnya buruk, juga ada kecenderungan untuk penyakit ini diturunkan
di dalam keluarga, jadi bisa saja di dalam satu keluarga anggotanya menderita
penyakit ini. Pada orang dengan kecenderungan untuk menderita Glaukoma sudut
tertutup ini, sudutnya lebih dangkal dari rata-rata biasanya. Karena letak dari
jaringan trabekular meshwork itu terletak di sudut yang terbentuk dimana kornea
dan iris bertemu, makin dangkal sudut maka makin dekat pula iris terhadap
jaringan trabecular meshwork. Kemampuan dari cairan mata untuk
mengalir/melewati ruang antara iris dan lensa menjadi berkurang, menyebabkan
tekanan karena cairan ini terbentuk di belakang iris, selanjutnya menjadikan
sudut semakin dangkal.
Jika tekanan menjadi lebih tinggi membuat iris
menghalangi jaringan trabecular meshwork, maka akan memblok aliran. Keadaan ini
bisa terjadi akut atau kronis. Pada yang akut, terjadi peningkatan yang
tiba-tiba tekanan dalam bola mata dan ini dapat terjadi dalam beberapa jam
serta disertai nyeri yang sangat pada mata. Mata menjadi merah, kornea
membengkak dan kusam, pandangan kabur, dsb. Keadaan ini merupakan suatu keadaan
yang perlu penanganan segera karena kerusakan terhadap syaraf opticus dapat
terjadi dengan cepat dan menyebabkan kerusakan penglihatan yang menetap. Tidak
semua penderita dengan glaukoma sudut tertutup akan mengalami gejala serangan
akut. Bahkan, sebagian dapat berkembang menjadi bentuk yang kronis. Pada
keadaan ini, iris secara bertahap akan menutup aliran, sehingga tidak ada
gejala yang nyata. Jika ini terjadi, maka akan terbentuk jaringan parut
diantara iris dan aliran, dan tekan dalam bola mata tidak meningkat sampai
terdapat jumlah jaringan parut yang banyak. Serangan akut bisa dicegah dengan
memberikan pengobatan. Berdasarkan hasil survey epidemiologi, glaukoma sudut
tertutup lebih sering terjadi di Asia Timur, khususnya keturunan Tionghoa.
Tipe
keempat, Pigmentary glaucoma. Pigmentary glaucoma adalah suatu bentuk yang
diturunkan dari bentuk Glaukoma sudut terbuka yang mana kejadiannya lebih
banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan. Orang yang dengan miop
(berkaca mata minus) biasanya yang lebih sering terkena. Bentuk anatomi dari
mata merupakan faktor kunci untuk berkembangnya bentuk ini.
Tipe
kelima, Congenital glaucoma. Bentuk ini adalah bentuk yang jarang terjadi, yang
disebabkan oleh system pengaliran cairan mata yang abnormal. Ini bisa terjadi
pada waktu lahir atau berkembang di kemudian hari. Para orang tua bisa
mengetahui jika anaknya menderita kelainan ini dengan cara memperhatikan apakah
anaknya sensitif terhadap cahaya, mata yang besar dan berawan/kusam atau mata
berair berlebihan. Biasanya diperlukan tindakan bedah untuk menanganinya.
Tipe
keenam, Secondary glaucoma. Bentuk ini adalah sebagai hasil dari kelainan mata
lainnya seperti trauma, katarak, atau radang mata. Penggunaan obat-obat
golongan steroid (kortison) juga mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan
tekanan di dalam bola mata.
KELUHAN-KELUHAN PENDERITA GLAUKOMA
Glaucoma kronis, nyaris tanpa keluhan. Bila mempunyai factor-faktor dan resiko seperti di atas, sebaiknya anda memeriksakan diri pada dokter mata.
Glaucoma Akut, tiba-tiba mata anda sakit, merah, melihat pelangi disekitar sumber cahay (lampu), dapat sakit kepala, mual sampai muntah. Bila hal ini terjadi, segeralah ke dokter mata.
PETUNJUK
BAGI PENDERITA GLAUKOMA
1. Simpan
dan pergunakan obat sesuai petunjuk dokter, jangan sampai kehabisan obat.
2.
Kontrol
yang teratur untuk mengetahui kondisi mata anda kemungkinan adanya perubahan
pengobatan (4-6 bulan sekali, dan bila terjadi seorang an segera ke Rumah Sakit
Mata terdekat)
Jangan minum berlebihan, sekali minum cukup segelas air. Bila anda suka minum kopi, batasilah hanya secangkir sehari.
Jangan minum berlebihan, sekali minum cukup segelas air. Bila anda suka minum kopi, batasilah hanya secangkir sehari.
3.
Hindari
ruang gelap (seperti bioskop, ruang pertunjukan opera dst)
4. Hindari
kerja fisik dan mental yang berlebihan. Hindari kemungkinan mengangkat beban
yang berat (5-10 kg).
Tidur dan istirahat yang cukup.
Tidur dan istirahat yang cukup.
5.
Katakanlah
dimanapun anda berobat bahwa anda penderita Glaukoma. Gunakanlah pola hidup dan
makan yang sehat.
Semoga bermanfaat....!
(Dirujuk dari berbagai sumber, dapat di eksplorasi di Google)
Terima ksh Pdt. Apakh masih bs sembuh?
BalasHapusMenurut para dokter, tidak bisa Pak. Karena itu saya belajar untuk bersahabat karib dengan glaucoma.
Hapusterimakasih pak,ini anak sy 6 th br saja didiagnosa terkena gloukoma,mau tanya dokter recommended terbaik jika operasi dimana ya pak?trmksh
BalasHapusmohon doanya
Halo pak bagaimana kondisi mata bapak sekarang apakah ada penurunan penglihatan atau gejala lain yang membuat anda tidak bisa melihat?
BalasHapus