Malam ini, saya terinspirasi oleh sebuah pertanyaan yang saya temukan dalam refleksi Pdt. John Then tentang "Apa arti ayah dikehidupanmu? - dikehidupan ku dan di kehidupan kita?"
Kehadiran, peran dan fungsi seorang Ayah sangat penting lagi menentukan dalam kehidupan rumah tangga dan juga dalam kehidupan anak-anaknya. Tiba-tiba saya rindu kepada Papa. Delapan tahun sudah Papa meninggalkan kami (19 Juli 2007), tetapi rasanya seperti baru saja terjadi. Menjadi anak yang ketujuhdari delapan bersaudara, saya dan Papa belajar banyak dari kehidupan, untuk mendekatkan hati saya dengan Papa. Sebagai orang yang tidak banyak berbicara, Papa sangat disegani oleh anak-anaknya. Bukan karena Papa orang yang hebat, punya jabatan dan kedudukan yang wahhh. Dia hanya seorang laki-laki yang tegar dan kuat, yang ditempa dan diasah oleh kerasnya kehidupan, yang membuat Papa keras pada prinsip, namun sabar dan bijaksana.
Kehilangan Papa di saat badai dan pusaran ombak kehidupan melibas, membuat saya sempat "limbung" karena Papa selalu menjadi teman curhat yang abadi. Tidak ada masalah apa pun yang tidak dapat saya diskusikan dengan Papa. Kami mempunyai hobby yang sama, wiskul (wisata kuliner) walau selera makan kami bertolak-belakang, bagaikan langit dan bumi. Hari-hari terakhir sebelum Papa pergi, kami bergantian, menemani Papa. Kami sadar, waktunya akan segera tiba dan panggilan merdu dari Tuhan sudah di ambang pintu. Hingga dua jam terakhir sebelum Papa menghembuskan nafasnya yang terakhir, Papa masih menunggu saya (bersama suami dan anak-anak), untuk membacakan Alkitab, berdoa dan menghantarnya pada saat dimuliakan.
Benar sekali apa yang dikatakan Jim Valvano, "My father gave me the greatest gift anyone could give another person: He belived in me." Jadi kalau ditanyakan apa arti ayah dalam kehidupan saya, jawabannya adalah, "Papa adalah hadiah yang terbaik dari Tuhan yang diberikan kepada kami, anak-anaknya..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar