Two roads diverged in a wood, and I,
I took the one less traveled by,
And that has made all the difference.
I took the one less traveled by,
And that has made all the difference.
(Robert Frost)
Dalam perspektif pendidikan, manusia adalah subjek dan bukanlah objek. Manusia adalah subjek yang mampu bertindak untuk mengubah dunianya. Realitas dunia yang tidak adil bukanlah suatu kondisi yang harus diterima begitu saja (karena dunia menderita akibat dosa dan manusia juga menderita akibat dari dosa). Realitas dunia adalah untuk dihidupi dan diubah menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pengaruh dosa terhadap manusia dan kemanusiaan adalah suatu fakta yang harus diperjuangkan untuk diperbaiki dan bukan untuk diterima mentah-mentah begitu saja atau bahkan “dihindari.”
Mengambil jalan yang tidak dilalui orang adalah sebuah proses transformasi, yang mengubah keberadaan manusia dari “objek” menjadi “subjek” yang mampu mengubah dunianya. Di bagian akhir dari puisinya yang terkenal itu, Robert Frost mengambil jalan yang tidak dilalui orang, dan itulah yang membuat semuanya menjadi berbeda. Pandangan positif yang menyatakan bahwa pendidikan sebagai proses transformasi sosial berangkat dari sebuah asumsi dasar bahwa setiap manusia senantiasa menjalani sebuah proses untuk menjadi. Pendidikan diyakini sebagai sarana yang effektif untuk membangun kesadaran kritis dalam rangka mengembalikan hakikat kemanusiaan setelah terjadinya ketidakadilan dan proses dehumanisasi. Oleh karena itu Pendidikan untuk Transformasi Sosial benar-benar menyentuh tataran praksis sebagai sebuah proses yang membebaskan seseorang dari ketidakadilan dan situasi menindas yang dialaminya.
Mengambil jalan yang tidak dilalui orang adalah sebuah proses transformasi, yang mengubah keberadaan manusia dari “objek” menjadi “subjek” yang mampu mengubah dunianya. Di bagian akhir dari puisinya yang terkenal itu, Robert Frost mengambil jalan yang tidak dilalui orang, dan itulah yang membuat semuanya menjadi berbeda. Pandangan positif yang menyatakan bahwa pendidikan sebagai proses transformasi sosial berangkat dari sebuah asumsi dasar bahwa setiap manusia senantiasa menjalani sebuah proses untuk menjadi. Pendidikan diyakini sebagai sarana yang effektif untuk membangun kesadaran kritis dalam rangka mengembalikan hakikat kemanusiaan setelah terjadinya ketidakadilan dan proses dehumanisasi. Oleh karena itu Pendidikan untuk Transformasi Sosial benar-benar menyentuh tataran praksis sebagai sebuah proses yang membebaskan seseorang dari ketidakadilan dan situasi menindas yang dialaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar