Bacaan: Matius 13:24-30, 36-43
Dulu orangtua saya
sering mengatakan : Orang sabar itu dikasihi Tuhan. Lalu saya pikir-pikir,
jangan-jangan saya ini tidak dikasihi Tuhan, karena saya ini orangnya tidak
sabaran. Tapi sampai hari ini, saya sungguh-sungguh merasa dikasihi Tuhan,
karena punya suami yang sabar dan dua anak laki-laki yang perbandingannya 1:1.
Maksudnya, yang satu sabar seperti bapaknya, dan yang satu lagi tidak sabaran,
seperti ibunya. Jadi saya dan suami saya punya patner yang sama profilnya.
Sebenarnya apa sih “kesabaran” itu? Ada orang bilang, sabar itu adalah sikap
tenang, tidak terburu nafsu dan tahan dalam menghadapi segala macam situasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, mana lebih banyak, orang yang sabar atau orang
yang tidak sabaran?! Di kota Jakarta seperti sekarang ini, rasanya sulit sekali
menemukan orang-orang yang sabar, yang selalu bersikap tenang dan tahan dalam
menghadapi segala situasi. Akan lebih mudah buat kita untuk menemukan
orang-orang yang tidak sabaran. Hari Sabtu, misalnya di rumah sudah bikin
janji, mau pergi dengan istri dan anak-anak ke suatu tempat. Maklum dari hari
Senin sampai Jumat sudah kerja seharian, dan pulang selalu malam. Tiba-tiba hari
Sabtu harus masuk kerja di kantor. Acara jadi berantakan, lalu istri dan
anak-anak di rumah jadi marah-marah. Lalu di kantor, ketemu dengan atasan yang
galak, dan customer yang cerewetnya bukan main. Akhirnya, sepanjang hari itu,
bawaannya jadi mau marah terus.
Di dalam Alkitab, ada dua
kata Yunani yang diterjemahkan sebagai kesabaran, yaitu Anexikakos (an-ex-ik'-ak-os), yang artinya adalah patient of ills or wrong (sabar dalam
kesesakan/kesalahan) dan dari kata makrothumia
(mak-roth-oo-mee'-ah) yang
artinya patience, have long patience, longsufferings (kesabaran, menanti dengan
sabar, ketekunan, ketahanan,). Dengan
demikian kesabaran adalah sikap tenang atau menanti dengan sabar, dan tahan
menghadapi keadaan yang sulit. Dalam kitab Amsal 14:29 dikatakan, “Orang yang
sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah, membesarkan kebodohan!”
Saudara2, kesabaran kita butuhkan dalam menjalani kehidupan ini, karena ada
banyak masalah yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Sekali waktu mungkin kita
diperlakukan secara tidak adil, atau dijahati orang lain. Kalau kita bertindak
gegabah, itu pasti akan merugikan atau mencelakakan diri kita sendiri. Oleh
karena itu satu-satunya jalan, adalah minta pertolongan dan kekuatan dari
Tuhan! Contohnya adalah Daud. Berulang kali Daud dijahati oleh Saul, tetapi
Tuhan menolong Daud dan tidak mempermalukan Daud. Menurut Thomas Aquino,
kesabaran adalah kebajikan dari Tuhan, yang memampukan kita untuk dengan tenang
(artinya tanpa mengeluh dan tanpa kepahitan) menunggu terwujudnya kehendak
Tuhan dalam kehidupan kita. Oleh karena itu dalam Injil Matius 13:24-30, 36-43
Tuhan Yesus mengajak kita untuk belajar dari perumpamaan tentang gandum dan
ilalang. Gambaran tentang gandum dan ilalang itu akrab bagi para pendengar
Yesus waktu itu. Ilalang adalah hama bagi petani gandum. Celakanya, bentuk pohon
ilalang dan pohon gandum itu hampir sama. Pada awal pertumbuhannya, ilalang dan
gandum sangat sulit dibedakan. Ilalang dan gandum baru dapat dibedakan saat
keduanya berbulir, tetapi pada saat iitu ilalang tidak dapat dicabut, karena
akar-akar ilalang dan gandum sudah saling terkait. Oleh karena itu, mereka
harus menunggu masa panen tiba untuk memisahkan biji gandum dan biji ilalang,
karena biji gandum dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari, sedangkan biji
ilalang dibuang karena tidak ada gunanya.
Dari
perumpamaan itu, Tuhan Yesus mau menyampaikan kepada kita, bahwa bila Ia
menebarkan benih yang baik, maka si jahat menaburkan benih semacam ilalang yang
sukar dibedakan dengan biji gandum yang ditaburkan. Oleh karena itu tidak perlu
mempersalahkan orang lain, menghakimi atau membalas kejahatan dengan kejahatan,
karena hanya Allah yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat dan
pada waktunya, Tuhan akan mengalahkan kejahatan dan menggantinya dengan
Kerajaan Allah yang penuh damai sejahtera. Firman Tuhan dalam 16:32 berkata,
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, dan orang yang menguasai dirinya
melebihi orang yang merebut kota!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar