Halaman

Rabu, 18 Januari 2012

TERANG KASIH TUHAN


Bacaan Alkitab: Yesaya 60:1-6, Mazmur 72:1-7, 10-14, Efesus 3:1-12, Matius 2:1-12


Saya menemukan sebuah gambar di dalam surat kabar Kompas Online, yang saya akses melalui internet tadi malam. Gambar apakah itu? Hujan deras dan Kegelapan melingkupi kota Jakarta. Di bawahnya tertulis: Awan gelap menyelimuti langit sebelum hujan lebat menguyur kota Jakarta pada hari Kamis siang (5/1/2012). Hujan lebat disertai angin yang turun selama sekitar satu jam tersebut mengakibatkan banyak pohon dan papan reklame tumbang di sejumlah kawasan. Kemacetan lalu lintas pun tak terhindarkan di sejumlah ruas jalan protokol di Jakarta. Atap jembatan penyeberangan di Season City,  juga lepas dan terbang.  Menurut Kepala Direktorat Lalu Lintas Polada Metro Jaya, ada lima papan reklame dan 45 pohon yang tumbang ke badan jalan. Satu orang tewas, dan dua orang terluka di kepala akibat tertimpa papan reklame. Kemudian sedikitnya 16 mobil ringsek tertimpa pohon, termasuk mobil patrol polisi, sebuah kafe dan banyak tiang listrik. Akibat dari itu semua, arus lalu lintas macet total di banyak tempat. Belum lagi kemacetan yang disebabkan genangan air akibat rob. Suami saya dari Kelapa Gading ke Tanjung Duren, terjebak kemacetan lebih dari tiga jam.

Awan yang gelap, hujan dan angin kencang tidak hanya melibas dan menghempas kota Jakarta, tetapi juga kerapkali melibas dan menghempas kehidupan kita. Bukankah kita sering kehilangan arah dan tujuan hidup kita, sehingga kita tersesat di tengah jalan, dan bahkan hidup jauh dari Tuhan?! Satu-satunya yang kita perlukan dalam situasi dan kondisi itu adalah terang kasih Tuhan yang menuntun jalan hidup kita. Keempat bacaan kita tadi memperlihatkan, bagaimana ketidakadilan dan penindasan melibas kehidupan orang beriman. Kemerosotan moral, perebutan kekuasaan dan kemiskinan menjadi kenyataan hidup, yang harus kita kunyah setiap hari. Namun dibalik itu semua, kita yakin bahwa Allah adalah sumber kebenaran yang membela hak orang yang lemah, yang menghakimi dan menghukum secara adil, dan menyatakan pembebasan bagi umat-Nyua. Saudara2, dari Rasul Paulus, kita belajar untuk menemukan kekuatan dan kasih karunia dari Allah yang  begitu berlimpah, sehingga kita mampu mengubah atau mentransformasi penderitaan dan kesesakan hidup kita, menjadi berkat yang menyelamatkan bagi banyak orang. Menurut Rasul Paulus, dalam kelemahan kita kuasa Tuhan itu menjadi sempurna.

Dalam Injil Matius 2:1-12, dikisahkan bagaimana orang Majus datang ke Betlehem setelah melihat sebuah bintang yang begitu cemerlang. Mereka melakukan perjalanan yang sangat jauh dari negara Iran ke kota betlehem di Palestina. Menurut perkiraan, jarak dari negara Persia (kini Iran) menuju Betlehem sekitar 1000 mil atau sekitar 1600 km. Namun tampaknya jarak geografis dan kesulitan dalam perjalanan tidak menghalangi tekad dan semangat mereka untuk mengkuti perjalanan “bintang,” yang diyakini menunjuk pada kelahiran seorang raja yang agung dan berkuasa. Mereka bukan hanya pandai dan cakap menganalisa letak, posisi dan bentuk “bintang-bintang” tetapi juga memiliki kepekaan untuk menangkap pesan khusus dari “bintang” yang mereka lihat bergerak menuju tanah Israel. Dengan demikian, perjalanan hidup mereka dipimpin oleh terang Allah dalam bentuk bintang yang cemerlang, sehingga akhirnya mereka dapat berjumpa dengan bayi Yesus. Perjumpaan orang-orang Majus dengan bayi Yesus tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa kedatangan Kristus tidak terbatas hanya bagi orang-orang Yahudi, tetapi juga terbuka dan tertuju kepada seluruh umat manusia. Hal ini selaras dengan ucapan malaikat Tuhan kepada Yusuf yang berkata, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka,” karena Yesus adalah Juruselamat yang akan menyelamatkan seluruh umat manusia dari kuasa dosa. Bila orang-orang Majus tersebut tidak lagi memperhitungkan jarak yang sangat jauh, dengan kondisi jalan darat yang tidak sebaik pada masa kini, maka hal ini membuktikan betapa besar keteguhan hati dan semangat mereka untuk berjumpa dengan bagi Yesus.  Saudara2, spiritualitas  yang seperti inilah yang patut kita miliki, sehingga dalam melakukan sesuatu yang berkaitan dengan panggilan Tuhan, kita akan melakukannya secara total, bahkan rela mengorbankan seluruh kehidupan kita untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Persoalannya sekarang, adalah maukah kita terus dipimpin oleh terang Kristus, sehingga hidup kita hanya tertuju kepada Terang Kristus dan bukan uang, harta, jabatan atau pun kekayaan. Firman Tuhan dalam kitab Amsal 4:18 berkata, “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari!” Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar