Halaman

Kamis, 14 Juni 2012

MENSYUKURI BERKAT TUHAN



Kata "berkat" dalam bahasa Ibrani disebut "barakah" atau "barakatuh". Kata "barakah" tidak hanya berarti berkat, tetapi juga menunjukkan kepada "keadaan yang diberkati" atau "memiliki berkat." Dalam bahasa Yunani disebut "oilogeo" atau "oilogia" yang berarti "perkataan yang baik'" misalnya kata-kata yang mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan, memuji dan memuliakan Tuhan.
Menurut kesaksian Alkitab, pemilik dan sumber segala berkat terletak pada Tuhan Allah. Jadi Allah itu dipercayai sebagai pribadi yang hidup, dan penuh kuasa untuk memberi berkat. Berkat Allah itulah yang mengatur dan menghidupkan, bukan hanya pada diri manusia akan tetapi juga termasuk pada tumbuh-tumbuhan, ternak serta seluruh isi alam semesta. Tegasnya, berkat berarti segala sesuatu yang berasal dari Allah yang sifatnya menghidupkan, memperbaiki, memperpanjang dan berdaya guna lama kepada manusia.
            Hal pertama yang dilakukan Allah terhadap manusia setelah mereka dicipta, adalah memberkati  mereka. Berkat Allah mendahului apa yang hendak dilakukan oleh manusia, berkat Allah mendahului tugas dan perintah-Nya dan berkat Allah mendahului apa yang hendak kita miliki. Dengan demikian apa yang ada pada kita semuanya itu  berawal dan bersumber dari berkat Allah.  
Sebab  segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Oleh karena itu orang yang berbahagia adalah mereka yang selalu menghitung dan mensyukuri berkat Tuhan dalam hidupnya, sebab Allah lah yang memberikan semuanya itu kepada mereka.

            Saya jadi ingat sebuah kisah.
Ada tiga orang yang menjadi korban  tsunami. Mereka terseret arus, namun untungnya terdampar di sebuah pulau terpencil. Orang pertama adalah orang Amerika, yang kedua Inggris, dan yang terakhir Indonesia. Setelah tiga bulan berlalu, orang-orang berhenti mencari korban yang selamat sehingga mereka ini ada dalam masalah besar. Meski banyak makanan dan air di pulau itu untuk bertahan, mereka mulai merasa kesepian di sana.

            Suatu hari, ada botol yang terdampar di pantai itu. Tentu saja dalam situasi seperti itu, mereka  mengambil botol itu dan menggosok-gosoknya, siapa tahu ada jin di dalamnya. Dan ternyata memang ada jin di dalamnya. Jin itu keluar, dan seperti dalam kisah Aladin, jin hanya bisa mengabulkan tiga pemintaan. Jin itu mengatakan, bahwa karena ada tiga orang, maka masing-masing mendapat satu permintaan.

            Orang Amerika berkata, "Aku minta agar bisa kembali ke New York, dalam restoran keluarga, dan mendapatkan makanan yang layak." Begitu permintaan itu diucapkan, ia lenyap dari pulau itu dan berada dalam sebuah restoran keluarga di New York, lalu makan hamburger besar. Oh, dia merasa begitu bahagia! Kemudian jin itu  bertanya kepada orang Inggris, "Apa permintaanmu." Orang Inggris itu menjawab, "Aku mohon berada dalam pub Inggris yang bagus, di depan sebotol bir." Begitu memohon, permohonan itu dikabulkan. Ia lenyap dan kini berada di sebuah klub pedesaan di Inggris yang nyaman, di  depan sebotol bir hangat. Oh, dia merasa bahagia. Jin itu bertanya kepada orang Indonesia, "Nah, apa yang kamu inginkan."
Orang Indonesia itu menjawab, "Um, mungkin aku sebaiknya  pergi ke pertandingan sepakbola .... tidak, aku  semestinya di Eropa .... Aduh, aku tak bisa memutuskan. Aku harap dua temanku itu kembali ke sini untuk membantu aku memutuskan!"

            Nah dari ketiga orang ini (orang Amerika, orang Inggris dan orang Indonesia), yang manakah yang paling bahagia dan bersyukur? Orang Amerika dan orang Inggris. Dari keadaan terdampar di sebuah pulau, bisa kembali dalam restoran keluarga dan klub desa yang nyaman. Sebaliknya orang Indonesia, karena terlalu banyak keinginannya, akhirnya tidak kemana-mana atau tetap berada di pulau terpencil itu. Dari anekdot tersebut, kita disadarkan, bahwa sebenarnya ada banyak berkat Tuhan yang telah dianugerahkan kepada kita. Suami atau istri dan anak-anak kita. Orangtua, adik dan kakak kita.
Pekerjaan dan pelayanan kita. Semuanya itu adalah berkat Tuhan yang patut kita syukuri. Sebab itu,  ungkapan bahwa "rumput di halaman tetangga tampak lebih hijau daripada rumput di halaman rumah kita" atau anggapan bahwa keluarga, pekerjaan dan anak2 tetangga kita lebih baik daripada keluarga, pekerjaan dan anak-anak kita tidak boleh ada ada lagi di dalam pikiran kita.
         Di dalam Injil Lukas 17:11-19, diceritakan  ketika  rombongan Yesus memasuki sebuah desa, datanglah sepuluh orang kusta menemui-Nya. Dalam Alkitab, penyakit kusta seringkali merupakan sebuah simbol dosa atau  kejahatan yang merusak manusia. Namun  ketika Yesus melihat kesepuluh orang kusta itu, Dia berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam," dan di tengah jalan mereka disembuhkan.  Mukjizat kesembuhan  sepuluh orang kusta ini menggambarkan bagaimana Yesus ingin menyembuhkan kita semua, baik secara spritual maupun fisik. Kesepuluh orang kusta itu disembuhkan, namun hanya hanya ada seorang yang kembali kepada Dia sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, karena dia menyadari bahwa kesembuhan ini datang dari Allah.

            Orang yang satu ini menunjukkan satu sikap hakiki dari seseorang yang diselamatkan,i yaitu mengucap syukur kepada Allah. Sikap ini juga diminta dari setiap kita, sehingga tidak ada sesuatu yang kebetulan dalam hidup kita, karena Tuhan senantiasa melimpahkan berkat-berkatNya dalam kehidupan kita. Bahkan masalah yang ada, membawa kita masuk kepada pintu masuk datangnya mukjizat Tuhan dalam kehidupan kita. Oleh karena itu dalam acara serah terima pejabat struktural pada siang hari ini, kita diajak untuk mensyukuri berkat-berkat Tuhan yang telah dianugerahkan di tahun ajaran yang lalu, dan berkat Tuhan itu pula yang akan mendahului tugas dan tanggung jawab kita di tempat yang baru. Yakinlah bahwa berkat Tuhan itu pula yang akan menghidupkan, memperbaiki dan mendayagunakan semua yang kita miliki untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Di dalam 1 Tesalonika 5:16-18, Rasul Paulus berkata, "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus bagi kamu!"Selamat mensyukuri berkat Tuhan!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar