Halaman

Senin, 25 Januari 2016



"DOA BAPA KAMI" (1)

Doa "Bapa Kami" versi Injil Matius terdapat dalam Mat 6:5-15, di mana Yesus mengajarkan kepada murid-Nya, bagaimana seharusnya para murid berdoa. Yesus memberi nasehat kepada murid-Nya, dua hal penting sehubungan dengan doa.

Pertama, Ia menasehati para murid-Nya agar mereka "jangan berdoa seperti orang munafik," yang suka memamerkan doanya di hadapan orang banyak (bandingkan ayat 5). Untuk mencegah kemunafikan, para murid dianjurkan untuk berdoa do tempat yang tersmbunyi, yang jauh dari keramaian (bandungkan ayat 6).

Kedua, Yesus menasehati para murid-Nya agar di dalam berdoa, mereka "jangan bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah" (bandingkan ayat 7). Daripada bertele-tele, mereka lebih baik menyampaikan secara langsung apa yang mereka perlukan, sebab sebelum mereka meminta, sesungguhnya Allah telah mengetahuinya (bandingkan ayat 8). Sesudah menasehatkan dua hal tersebut, Yesus kemudian mengajarkan Doa Bapa Kami berikut ini:

"Bapa kami yang ada di surga: 
Dikuduskanlah namaMu, 
datanglah kerajaanMu, 
jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga. 
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, 
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 
dan janganlah membawa kami ke dalam percobaan, 
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat." 
(Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanva. Amin.)

Doa singkat ini dibuka dengan menyapa Allah sebagai "Bapa." Selanjutnya disampaikan enam permohonan yang tersusun secara paralel. Tiga permohonan dimaksudkan bagi "kepentingan Allah" dan tiga permohonan dimaksudkan bagi "keperluan manusia." Bagi kepentingan Allah, dimohonkan agar nama-Nya dikuduskan, kerajaan-Nya datang, dan kehendak-Nya terjadi (bandingkan ayat 9-10). Sedangkan bagi keperluan manusia, dimohonkan agar diberi makanan secukupnya, diampuni kesalahannya, dan dilepaskan dari yang jahat (bandingkan 11-13) .

Penjelasan lebih lanjut dari Doa Bapa Kami dapat kita temukan di dalam acara Pemahaman Alkitab, atau Kelas Katekisasi di gereja. 
Penggabungan Doa Bapa Kami dengan Doa Syafaat mungkin mengikuti contoh Ibadah pada Abad Pertengahan, dan baik Calvin mau pun Luther menempatkan doa ini sesudah kotbah. Sebab demikianlah kebiasaan gereja kuno.

Betapa pun indahnya Doa Bapa Kami ini, yang terpenting adalah bagaimana kita dapat menghayati setiap bagian yang diucapkan, bukan hanya sekadar menghafal tetapi sungguh-sungguh keluar dari dalam hati dan sungguh tergantung kepada-Nya.

 Disarikan dari berbagai sumber oleh Maryam Kurniawati D.Min.
Tangerang, 26 Januari 2016





Tidak ada komentar:

Posting Komentar