Halaman

Kamis, 18 Februari 2016


SIAPAKAH MARIA MAGDALENA ITU?

Maria Magdalena seringkali disalahtafsirkan sebagai perempuan pendosa yang mengurapi kaki Yesus (Lukas 7:37-50). Kesalahtafsiran itu terjadi karena sesudah bercerita tentang perempuan pendosa yang mengurapi kaki Yesus, pengarang Injil Lukas menyebut nama Maria Magdalena dengan keterangan "yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat" (Lukas 8:2). Predikat "pendosa" kerapkali disamakan dengan predikat "roh-roh jahat," dan ditafsirkan sebagai "dosa seksual yang sangat berat," karena itu ditarik kesimpulan bahwa perempuan pendosa itu adalah Maria Magdalena yang pernah menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial). Yang menarik, kesalahtafsiran itu terjadi di dalam sejarah gereja, bahkan dilakukan Bapa-bapa gereja (seperti Agustinus, Ambrosius, Efren), dan juga Paus (Gregorius Agung), sehingga terciptalah tradisi yang mengungkapkan bahwa Maria Magdalena itu adalah mantan PSK.
Penafsiran bahwa "roh-roh jahat" berarti PSK, menurut saya kurang tepat karena di dalam Alkitab tidak ada rujukan yang menyamakan kerasukan roh jahat (Markus 7:30, 9:21) sebagai pendosa atau hidup dalam dosa. Bila pengarang Injil Lukas memakai ungkapan "diampuni dosa-dosanya" (Lukas 7:47-48), maka predikat yang diberikan kepada Maria Magdalena sebagai perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat harus ditafsirkan sebagai kesembuhan dari berbagai penyakit, dan bukan dari dosa seksual. Dengan demikian dua perempuan yang berbeda, Maria Magdalena (Lukas 8:2) dan perempuan pendosa (Lukas 7:37-50). Dalam tradisi sebelum pengarangan Injil, terdapat dua kisah pengurapan. Yang pertama adalah pengurapan kaki Yesus oleh perempuan pendosa dengan air matanya. Yang kedua adalah pengurapan kepala Yesus oleh perempuan baik-baik dengan minyak narwastu. Perempuan pendosa itu melakukan pengurapan guna memohon ampun, sedangkan perempuan baik-baik itu melakukannya guna meramalkan kematian Yesus. Lukas (7:36-40) menuliskan kisah pertama, dan Markus (14:3-9, Matius 26:6-13) menuliskan kisah kedua. Jadi perempuan baik-baik yang mengurapi kepala Yesus itu bukan Maria saudara Lazarus dan Marta, dan juga bukan Maria Magdalena atau pun perempuan pendosa itu. Menurut pengajaran para Bapa Gereja, karena belas kasihan Yesus yang telah mengusir ketujuh roh jahat daripadanya, dan pengampunan Yesus atas segala dosanya, Maria (dari Betania) dapat duduk di dekat kaki Yesus dan mendengarkan-Nya.
Pengarang Injil Yohanes menyatukan kedua kisah pengurapan itu (Yohanes 12:1-9), dengan menggunakan kisah Markus tentang pengurapan di Betania, tetapi pengarang Yohanes menambahkan rincian-riancian yang berasal dari kisah Lukas (bahwa perempuan itu tidak mengurapi kepala, namun kaki Yesus, dan perempuan itu menyeka minyak wangi itu dengan rambutnya yang terurai). Pada jaman itu, rambut terurai menjadi simbol perempuan penghibur. Penggabungan kedua cerita ini memicu kebingungan bagi para pembacanya. Nama “Maria” sebenarnya adalah nama yang sangat umum dan biasa digunakan pada zaman Yesus. Hal ini disebabkan karena Maria adalah saudari dari Musa (Kel 15:20), dan setiap keluarga ingin mempunyai Musa dalam keluarga. Nama Maria digunakan, seperti nama perempuan-perempuan yang berada di bawah kaki salib Yesus: “Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya (yaitu Maria), Maria istri Klopas dan Maria Magdalena (Yoh 19:25).” Ketiga perempuan itu bernama Maria. Karena itu, untuk membedakan di antara Maria-Maria, ditambahkan sebutan ibu dari, istri dari, saudari dari atau ditambahkan nama tempat asal, seperti Magdalena (dari Magdala).

Maria yang duduk di kaki Yesus tidak mungkin sama dengan perempuan pendosa. Namun justru karena belas kasih Yesus, Maria Magdalena yang tadinya hidup sebagai pendosa, dan yang darinya diusir tujuh roh jahat, setelah bertobat menjadi murid Yesus yang setia, yang memilih untuk duduk mendengarkan Yesus daripada melakukan sesuatu yang lain ketika Yesus datang ke rumahnya (Lukas 10:38-42). Pada saat yesus disalibkan, Maria Magdalena berdiri di dekat salib Yesus (Yohanes 19:25), bersama Maria ibu Yesus dan maria istri Kleopas. Pada saat kebangkitan Yesus, Maria Magdalena datang ke kubur Yesus dengan maksud mengurapi Yesus dengan minyak, namun ternyata melihat Yesus yang bangkit (Yohanes 20:11-18). Namun untuk menjawab apakah Maria Magdalena menjadi "The Apostle of Apostles"  kita perlu berhati-hati, karena menjadi saksi kebangkitan, tidak otomatis menjadikannya sebagai rasul. Pada saat Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena, yang dikatakan Yesus adalah, “Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea dan di sanalah mereka akan menlihat Aku.” (Mat 28:10). Maka kita melihat bahwa Yesus tetap menempatkan para rasul sebagai pengikut-Nya yang utama, yang kemudian diutus-Nya untuk pergi ke seluruh dunia, untuk membaptis dan memberitakan Injil (lih. Mat 28:19-20).
 (Disarikan dari berbagai sumber oleh Maryam Kurniawati D.Min)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar