Halaman

Sabtu, 09 Mei 2015

GADGET VS ANAK




Pemerintah Taiwan melarang Anak-anak bermain Gadget
Pemerintah Taiwan menerapkan kebijakan baru: Anak-anak berusia 3 hingga 18 tahun di Taiwan kini dilarang untuk menggunakan gadget terlalu lama. Yang menarik, orangtua akan dibebani hukuman denda jika anak-anak mereka terbukti menggunakan gadget lebih dari 30 menit per aktivitas. Dendanya mencapai jumlah maksimal US$ 1.595 atau setara dengan Rp 20 jutaan. Kebijakan ini diterapkan sebagai bentuk kepedulian pemerintah Taiwan terhadap kesehatan anak-anak.
Di Taiwan, kasus kesehatan - gangguan mata pada anak-anak di bawah umur tergolong cukup parah (Sumber: merdeka.com)
Bagaimana di Indonesia? Anak diasuh oleh Gadget?
Kita sering menemukan anak-anak bermain gadget. Bahkan, banyak anak usia SD telah dibelikan gadget oleh orang tuanya. Sebagian orang tua senang anaknya bermain gadget, karena tidak merepotkan orang tua. Ada pula yang memposisikan gadget seperti babby sitter, sehingga anak Balita pun bermain gadget. Seperti alat lainnya, gadget memang bermanfaat, tetapi juga sangat beresiko.

1. Resiko Radiasi
Anak-anak lebih rentan terhadap resiko radiasi ini dibandingkan orang dewasa. Selain radiasi sinyal yang terpancar dari smartphone dan gadget lainnya, pancaran cahaya monitornya juga tidak baik bagi anak-anak…
The American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan, anak usia di bawah 2 tahun idealnya bebas dari segala jenis layar monitor, termasuk gadget.

2. Radiasi Sinyal
Pancaran cahaya monitor gadget berpengaruh terhadap kesehatan mata anak. Sedangkan paparan radiasi sinyal gadget berpengaruh pada perkembangan neuron anak. Seorang anak yang terlalu sering bermain gadget berisiko mengalami gangguan penglihatan rabun jauh.

3. Resiko Kecanduan
Hasil penelitian Rutgers University menemukan, gadget dapat membuat penggunanya mengalami kecanduan. Kecanduan ini tidak hanya berlaku bagi orang dewasa, tetapi juga berlaku bagi anak-anak. Jika sudah kecanduan, anak-anak bisa lupa makan, bermain, membangun relasi dan aktifitas lain.


4. Resiko Lambat Belajar
Anak-anak terbiasa dan dibiasakan menggunakan gadget untuk menonton atau bermain dengan gambar gerak cepat. Baik itu tayangan video maupun game, semuanya bergerak sangat cepat. Jika anak terbiasa menikmati tayangan gerak, ia akan mengalami kesulitan untuk menyerap informasi atau pembelajaran dari gerak lambat seperti buku atau keterangan guru di kelas.
5. Resiko Pengaruh Tayangan
Kekerasan dan pornografi adalah dua pengaruh yang sangat negatif bagi anak. Menurut penelitian, banyak anak yang mengakses kekerasan dan pornografi karena unsur ketidaksengajaan atau “Tidak sengaja.”
Bagaimana peran Orangtua? Jangan membelikan anak-anak (balita hingga usia SD) gadget atau samrtphone sendiri. Sekali-kali ia boleh meminjam milik orang tua, itu pun ada ketentuan waktu dan pendampingan. Bagaimana jika anak-anak terlanjur punya gadget dan tidak bisa ditarik lagi? Terapkan waktu penggunaan gadget, aturan mainnya, dan dampingi anak.

Akhirnya, keluarga seharusnya adalah tempat, di mana Yesus Kristus hidup dan berkarya untuk keselamatan manusia dan berkembangnya Kerajaan Allah. Sebagai gereja kecil, setiap keluarga dipanggil untuk menyatakan kasih Allah yang begitu luar biasa baik di dalam maupun di luar keluarga. Menjadi tempat bagi setiap orang untuk mengalami kehangatan kasih yang tidak mementingkan diri sendiri, serta belajar menghayati kesetiaan, kelemahlembutan, keadilan, belaskasihan, kasih sayang, kemurnian, kedamaian, dan ketulusan hati (Bnd. Ef 1:1-4). Inilah panggilan khas keluarga Kristen. Sebab itu jangan biarkan gadget mendominasi dan menentukan kehidupan anak-anak di dalam keluarga Anda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar