Halaman

Kamis, 12 Maret 2015

DAMAI YANG HILANG



By Pdt. Maryam Kurniawati D.Min

Semua orang pasti pernah marah. Jika Anda termasuk orang yang gampang marah dan kesal, hati-hati! Mengapa? Pertama,karena kemarahan adalah emosi yang negatif, yang dapat membuat Anda sakit kepala dan kehilangan damai sejahtera.

Kemarahan memiliki spektrum yang berbeda, mulai dari frustrasi ringan, hingga kemarahan yang meluap-luap. Menurut para ahli, kemarahan tidak hanya akan mempengaruhi emosi saja, tetapi kemarahan juga mempengaruhi otak Anda. Bagian dari otak yang akan merespon di bagian otak ketika Anda marah adalah amigdala. Amigdala merespons emosi dan naluri yang terkait dengan rasa takut, stres, dan perasaan terancam.

Ketika Anda marah, darah akan mengalir langsung ke korteks frontal dan mengurangi kemampuan Anda untuk berpikir dan bertindak secara rasional. Hasilnya bisa menguntungkan, tetapi juga bisa merugikan Anda. Sebab itu ketika marah, banyak orang bertindak tidak rasional dan akhirnya menyesal..




Kemarahan akan membuat kelenjar adrenal memproduksi hormon adrenalin dan stres, yaitu kortisol. Kemudian darah yang biasanya mengalir ke lambung dan usus akan mengubah arah ke otot dan mempersiapkan tubuh Anda untuk melawan. Hal itu menyebabkan Anda bisa melakukan hal-hal yang tidak masuk di akal dan di luar kemampuan fisik ketika Anda marah. Ketika Anda marah, tekanan darah, suhu tubuh, pernafasan, denyut jantung juga akan meningkat serta pupil mata melebar. Jika Anda sering marah dan kesal, dalam jangka panjang hal ini merusak jantung dan kesehatan mental Anda.

Peristiwa kebangkitan Lazarus (Yohanes 11:45-57) menimbulkan kemarahan dalam diri orang-orang Farisi. Orang-orang Farisi merasa tersinggung, kesal, marah dan sakit hati kepada Tuhan Yesus, karena dianggap telah menyimpang dari kaidah-kaidah/norma-norma agama Yahudi. Popularitas mereka langsung terjun payung, dan mereka merasa tidak damai sejahtera karena orang banyak lebih percaya kepada Tuhan Yesus. Ujung-ujungnya, mereka berusaha untuk menyingkirkan Tuhan Yesus dengan menghalalkan segala cara, seperti menggunakan wibawa Mahkamah Agama. Namun Tuhan Yesus tidak merespon secara negatif kemarahan dan kekesalan mereka. Ia mengupayakan jalan tengah, yaitu jalan damai serta meredam kemarahan dengan pergi ke suatu tempat.

Setiap orang bisa saja tersinggung, kesal dan marah. Salah satu peyebabnya adalah pikiran negatif tentang orang lain. Salah duga dan buruk sangka kerapkali membuat seseorang tidak hanya kehilangan damai sejahtera tetapi juga bersikap kejam dan jahat karena ia mencari sasaran kemarahan. Akibatnya, orang lain juga merasa tidak damai sejahtera. Sekarang ini banyak sekali alasan yang membuat orang menjadi tersinggung, marah dan sakit hati serta menjadi pemarah. Tuhan Yesus mengajar kita untuk berpikir positif bukan negatif. Mencari hikmah dibalik semua masalah, meredam kemarahan serta mengupayakan jalan damai akan menolong kita tidak kehilangan kontrol serta damai sejahtera. Berdamai dengan Tuhan, berdamai dengan sesama dan berdamai dengan diri sendiri adalah solusi yang terbaik (Kebaktian Remaja GKI Cicurug, 22 Februari 2015)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar