Halaman

Minggu, 30 Oktober 2011

MENGHASILKAN BUAH-BUAH KEBAIKAN, KEADILAN DAN KEBENARAN


Bacaan: Matius 21:33-46


Saat ini kita hidup di tengah-tengah situasi yang semakin berat dan sulit. Aksi bom bunuh diri di Solo, Kasus GKI Bogor di Taman Yasmin, Kerusuhan di Ambon, Krisis ekonomi global, yang pengaruhnya semakin kita rasakan saat ini, menunjukkan penderitaan seakan-akan tidak pernah berhenti. Rasa aman, dan sikap saling percaya kepada sesama juga semakin menipis dan berkurang. Orang-orang lebih mudah saling curiga dan takut kepada sesamanya. Kegembiraan dirasakan semakin meredup, kebahagiaan semakin menipis, dan kedamaian juga semakin pudar. Di saat kita mengalami situasi kehidupan yang berat dan sulit seperti ini, mungkin muncul pertanyaan-pertanyaan dalam benak kita, ”Di manakah kebaikan Tuhan? Jika Tuhan itu baik, mengapa semua penderitaan Ia ijinkan terjadi dalam kehidupan manusia? Atau jangan-jangan kebaikan Tuhan itu hanya sebatas perkataan saja: kata Alkitab, kata Pendeta, tapi tidak ada dalam kenyataan?”   Mungkin juga pertanyaan-pertanyaan lain yang bernada protes atau ungkapan kekecewaan kepada keberadaan Allah.
Allah adalah Pencipta dunia dengan segala isinya. Karena Dia yang menciptakan dunia ini, dunia beserta isinya, termasuk manusia manusia adalah milik-Nya. Pada saat menciptakan dunia ini, Allah sudah menata kehidupan dunia ini dengan sangat baik. Tatanan Allah ini berubah saat manusia jatuh dalam dosa. Tatanan yang baik tadi menjadi rusak oleh karena dosa.
Mengetahui bahwa ciptaan-Nya rusak, Allah tidak tinggal diam. Ia merancang keselamatan untuk manusia. Ia memanggil Abraham dan keturunannya, termasuk bangsa Israel untuk menyampaikan keselamatan dari Tuhan untuk dunia. Mereka harus menjadi teladan dan menunjukkan kebaikan Allah, seperti yang sudah mereka alami, agar kebaikan Allah dan keselamatan dari Allah juga bisa dialami dan dirasakan oleh bangsa-bangsa lain. Hal ini harus dilakukan agar tatanan dunia yang telah rusak oleh dosa, dapat kembali menjadi baik. Tetapi nampaknya bangsa Israel tidak mampu menjalankan tugas panggilan tersebut, karena mereka sering melakukan ketidakadilan, kejahatan dan kelaliman. Tetapi Tuhan masih berkenan menunjukkan kebaikan-Nya. Ia masih berkenan mengingatkan bangsa Israel melalui nabi-nabi-Nya. Salah satunya adalah melalui Nabi Yesaya. Melalui nabi Yesaya, Tuhan mengingatkan Israel sebagai umat yang telah dipilih agar mereka memperbaiki kehidupan mereka. Mereka harus bisa hidup di dalam kebenaran dan keadilan. Tetapi nampaknya peringatan yang disampaikan melalui Yesaya, tidak membuat Israel takut, sehingga mereka gagal menjadi teladan kebaikan Allah.
Upaya Allah untuk menyelamatkan dan memperbaiki tatanan di dunia ini tidak berhenti sampai di situ. Ia kemudian mendatangkan Anak-Nya Yang Tunggal, yaitu Yesus Kristus ke dunia untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Kerajaan yang penuh dengan keadilan, kedamaian dan cinta kasih. Oleh karena itu Tuhan Yesus memanggil orang-orang percaya untuk ikut berkarya dalam mewujudkan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia ini. Menghasilkan buah-buah kehidupan yang nyata dalam keseharian hidup kita.
Bagaimana caranya? Sama seperti yang diharapkan dari Bangsa Israel, kita juga diberi tugas & tanggung jawab untuk menunjukkan kasih dan kebaikan Allah yang sudah kita rasakan melalui perkataan dan perbuatan kita setiap hari. Bagaimana kita dapat melakukan segala kebajikan dan perbuatan yang patut dipuji di dalam kehidupan sehari-hari kita agar kasih dan kebaikan Allah dapat dirasakan oleh orang banyak. Oleh sebab itu, kita tidak bisa menjalankan tugas panggilan ini hanya disaat kita senang saja, atau saat kita ingat saja. Tetapi dalam setiap aspek kehidupan, kita harus dengan sungguh-sungguh menjalankan tugas panggilan ini. Memang banyak tantangan dan hambatan yang harus kita hadapi, tetapi bukankah Tuhan sudah berjanji, ”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5b)?
Seperti perumpamaan Tuhan Yesus, saat ini kita dipercaya oleh Tuhan untuk mengelola kebun anggur-Nya. Apakah kita akan menjadi penggarap kebun anggur yang baik ataukah menjadi pengelola yang jahat seperti dalam perumpaan tadi, karena hanya mencari keuntungan untuk kita sendiri dan merampas hak Tuhan? Contohnya, di saat kita melakukan perbuatan baik, kita ingin nama kita yang disanjung dan dipuji oleh orang lain. Itu merampas hak Tuhan, karena kita masih memikirkan kepentingan diri sendiri. Jika kita hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, kita tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah, seperti kata Rasul Paulus dalam Galatia 5:19-21 tadi.
Disaat-saat situasi yang berat dan sulit seperti sekarang ini, sebagai pribadi, maupun sebagai gereja-Nya, kita dipanggil untuk menyatakan kebaikan Allah dan Kerajaan Allah di dunia ini. Oleh karena itu, kita dapat mengupayakan terwujudnya Kerajaan Allah dalam kehidupan kita, dengan cara: menunjukkan buah-buah Kerajaan Allah, yaitu melakukan kebaikan, kebenaran, keadilan, dan kejujuran dalam setiap aspek kehidupan kita. Apakah kita mau menolong orang-orang yang mengalami beban atau permasalahan hidup yang berat. Misalnya, menjadi pendamping untuk mendengarkan keluh kesah dan bersama-sma mencari jalan keluar yang terbaik bagi permasalahan yang dialami oleh saaudara-saudara kita. Oleh karena itu, marilah kita berikan kesempatan dan ruang kepada Allah untuk berkarya dalam diri kita, sehingga melalui kita, kebaikan Allah itu menjadi nyata dan banyak orang mengalami kebaikan dalam hidupnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar